Wednesday, March 17, 2010

Pernah membuat jembatan?

Kemarin malam, sambil mengerjakan tugas kuliah drawing, gw juga menonton sebuah acara di TV, acara favorit gw : Bussiness Art with Mario Teguh. Mario Teguh, seseorang yang menjadi salah satu inspirasi bagi hidup gw.

Sambil asik-asik ngerjain tugas drawing itu, gw juga dengan konsentrasi mendengarkan apa yang disampaikan oleh Pak Mario.. namun, tiba-tiba ada ucapan Pak Mario yang membuat gw berhenti sebentar mengorat-oret tugas gw... ada hal yang sangat menginspirasi gw di malam itu..

Pak Mario bercerita tentang pengalamannya..

"Pernah ada seseorang yang mengeluh kepada saya, dia agak marah-marah memberitahu masalahnya ke saya." cerita Pak Mario. "Dia bercerita dengan kesal bahwa ide cemerlang dia ditolak oleh pemerintah, yaitu sebuah ide membuat jalan tol dari Surabaya ke Jakarta, dan dia amat kesal karena idenya itu ditolak..".


Pak Mario lalu bermuka serius, gw mulai diem nggak bergerak.
Pak Mario melanjutkan ceritanya..

"Lalu saya bertanya.. 'Apakah Bapak pernah membuat sebuah jembatan?'... bapak itu menggeleng dan menjawab 'Belum.. memang kenapa Pak?'.. dan saya hanya terdiam."

Dan dari sinilah keluar kata-kata yang bener-bener keren banget bagi gw...
Pak Mario lalu berucap dengan muka yang teduh namun penuh keseriusan..

"Banyak orang merasa idenya itu adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan, namun ternyata jembatan kecil sebagai penghubung antar dua tempat saja belum pernah ia buat.. sungguh, orang lain itu bukan melihat dari seberapa bagusnya ide kita, namun apa yang telah kita perbuat, maka orang akan percaya kepada kita.."

Sungguh.. kata-kata yang sangat bagus sekali, indah namun menusuk, membuat gw berintropeksi terhadap diri sendiri pula... "Orang lain itu bukan melihat dari seberapa bagusnya ide kita, namun apa yang telah kita perbuat, maka orang akan percaya kepada kita.."

Yap.. gw jadi berfikir.. dan gw langsung teringat akan sebuah kata-kata guru gw saat SMA, dia pernah dengan nada kesal berbicara di depan kelas, ketika itu sedang hangat-hangatnya kejadian bencana tsunami di Aceh, nadanya meninggi :

"Ibu kesal melihat orang-orang yang duduk di TV berkomentar, mereka itu jelas orang-orang pintar... 'Pemerintah itu lambat dalam mengevakuasi mayat, seharusnya pemerintah lebih cepat mengatasinya, seharusnya pemerintah langsung mengirim aparat-aparatnya, dan dengan cepat mencari mayat-mayat yang belum diketemukan'.. Ibu jijik mendengar kata-kata dia, coba kalau dia yang terjun di lapangan, belum tentu dia berani ke sana, megang-megang mayat, busuk lagi.. di sana itu tentara-tentara dan relawan-relawan sudah alhamdulillah mau bekerja, dikira mudah apa mengangkat mayat yang waktu kita angkat tiba-tiba putus bagian badannya karena udah membusuk?, enak sekali dia komentar seperti itu.. memang mental bangsa ini..."

Sungguh, unek-unek dari guru gw itu bukanlah semata hanya emosi, gw saat itupun terperangah mendengarnya..

Hufff.. begitulah, banyak yang mempunyai ide yang sangat briliant, minta ini, minta itu, ini belum baik, itu belum baik, ide ini bagus, jadi begini, jadi begitu, menurut pakar ini, menurut pakar itu, realitanya begini, realitanya begitu, harus begini, harus begitu, dll...

tanya saja kepada mereka...
"Sudah pernah membuat jembatan?"

Wallahu alam...
If you have enjoyed this entry. Please feel free to bookmark it using your favorite social bookmarking site

1 comment:

  1. "sungguh, orang lain itu bukan melihat dari seberapa bagusnya ide kita, namun apa yang telah kita perbuat, maka orang akan percaya kepada kita."

    idem, nancep ini mol.

    ReplyDelete