Wednesday, September 28, 2011

Ust.Arifin Ilham berbicara Poligami, ada apakah?



Friday, May 27, 2011

Kecil

"Kenapa tho kamu masih melakukannya?"
"Ya.. dosa kecil ini.. ndak sebandinglah sama dosa mereka yang korupsi, zina, bunuh.. aku tuh masih wajar.."
"Kecil di hadapan Yang Maha Besar apa masih bisa dibilang kecil?"
"......"

Dosa kecil di hadapan Allah Yang Maha Besar pasti jadi besar, tapi ampunan Allah lebih besar dari dosa kita yang paling besar.. 

Manisan Pahitan

Dalam perjalanan hidup, akan ada momentum-momentum yang menghampiri kita. Sebuah keputusan untuk beberapa pilihan, apakah kita akan mengambilnya atau tidak, berani atau tidak. Jika sudah memutuskan, maka, telanlah hasilnya, walau ternyata tak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ini pelajaran hidup, seorang yang mencintai manisan harus sesekali merasakan pahitan, agar apa? agar dia dapat bersyukur nantinya ketika dia mulai bosan dengan manisan-manisan itu bahkan jika hilang selera. Artinya, sudah punya bekal alternatif berupa pahitan, akan sangat gawat bila saat hilang selera nantinya namun tak punya alternatif, tak tahu bahwa ada pahitan, hanya manisan yang ada di dirinya, niscaya hampa akan setia menghampiri.Walau pahit, namun membuat hidup menjadi dinamis, terus bergerak. Setelah lama merasakan pahitan, maka akan rindu akan manisan, selera terhadap manisan akan timbul lagi.

Ternyata pahitan tak selamanya buruk, bahkan memang bukan sebuah keburukan, ia hadir agar cita rasa merasakan manisan kita timbul lagi setelah hilang selera, bahkan tambah menikmatinya, menaikkan cita rasa kita dalam merasakan manisan. Itulah, aku ingin bercerita tentang manisan dan pahitan, kita juga bisa menyebutnya: antara syukur dan sabar. Bersabarlah agar dapat merasakan syukur. ;Rasakanlah pahitan agar mengembalikan cita rasa manisan;. Bersyukurlah diberikan karunia sabar. ;Nikmatilah kembalinya rasa manisan setelah kita mengetahui adanya pahitan;. Sabar dan syukur, pahitan dan manisan. Tidak berbeda. Tiada yang merugikan. Saling menyeimbangkan. 


Saturday, April 16, 2011

Doa

Jika sampai masaku..
Aku ikhlas Ya Rabb..
Jika ini keinginanMu, berikanlah aku keridha-an atas ini semua Ya Rabb..
Ridha kepadaMu, dan Engkau Ridho kepadaku...
Ya Rabb.. ampuni segala kesalahan hamba..
Baik yang disengaja maupun tidak..
Ampuni juga dosa-dosa orang tua hamba, adik-adik hamba, dan saudara/i hamba..
Ya Rabb..
Sholawat serta salam untuk kekasihMu.. Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam..
Ya Rabb..
Diri ini begitu hina.. tiada kemampuan atasku kecuali Engkau yang memampukan..
Ya Rabb..
Ampuni kesombongan-kesombongan dalam diriku yang sudah menggunung..
Bersihkanlah Ya Rabb hati hamba dari penyakit-penyakit hati..
Ya Rabb..
Aku tak bisa apa-apa.. hanya Engkau..
Ya Rabb..
Berikanlah cinta di dalam hatiku yang menggebu kepadaMu..
Itulah kebahagiaan tertinggi..
Ya Rabb..
Mampukanlah aku untuk menjalankan syariatMu...
Ya Rabb..
Kumpulkanlah hamba dengan orang-orang salih..
Yang sama-sama mencintaiMu dan kekasih-kekasihMu..
Kumpulkanlah dalam surgaMu
Ya Rabb..
Berikanlah aku kenikmatan tertinggi..
Melihat WajahMu..
Yang menenggelamkan seluruh keindahan apapun itu..
Ya Rabb..
Kabulkanlah doa hamba yang lemah ini...
Kuatkanlah aku..

Thursday, February 10, 2011

Gila Vs Gila

Kita semua sebenarnya adalah orang gila di zaman ini. Bagaimana tidak.. kadang pengemis yang membutuhkan uang untuk makan sering kita fitnah bahwa itu hanya tipuan, hanya sebuah kemalasan. Pikir kita, "Masih kuat kok ngemis!". Tak jauh dari pengemis itu kita malah menukarkan selembar seribuan untuk cemilan makanan yang sebenarnya sama sekali tidak kita butuhkan. Seribu, yang sama dengan penyambung nyawa bagi pengemis itu, malah kita makan. Kita memakan sebuah nyawa, tambah lagi satu korban pembunuhan, bukan karena peluru atau celurit, tapi karena ketidakpekaan.