Cinta, hakikinya seperti apa? cinta.. sumber cinta utama adalah Illahi, cinta terbesar, tak pernah habis.. bagi yang merasakan saja. Tapi, saya sepakat, cinta hakiki.. cinta asli.. hanya dari-Nya.. sehingga, jika diizinkan bertemu dengan cinta-Nya, bukan lagi kau akan jatuh cinta dengan sesorang yang bukan muhrim-mu lalu berkata "Aku cinta kamu semata-mata karena cinta ku pada Allah..", ironis.. tapi kau setelah mengenal cinta-Nya, kau yang barusan jatuh cinta.. tiba-tiba kau akan berusaha bangkit cinta atau bangun cinta! Cinta mu bangun! tak lagi tertidur, tidak lagi dikeloni oleh cinta-cinta palsu.. cinta fana.. kau sadar.. karena cinta-Nya.. kau sedang membangun cinta...
~~~
Sahabat..
Kita sama-sama tahu, di dunia ini sangat banyak masalah. Setiap hari, ada saja.. baik itu yang terjadi karena faktor eksternal kita, maupun faktor internal kita. Banyak yang ketakutan karena tidak punya uang, banyak yang berjaga-jaga setiap malam agar tabungannya bermilyar-milyarnya tak hilang. Ada juga yang masalahnya setiap hari itu-itu saja : jomblo, mau cari cewe. Satu lagi, masalah yang paling ribet.. KITA TIDAK TAHU MASALAH KITA.. diam, berlama-lama dalam penderitaan yang kita pun tidak mengerti ini apa dan kapan selesainya. Bagi yang kuat akan terus bertahan dan berjuang. Bagi yang lemah.. entah minum baygon atau jatuh dari lantai 79. Semua itu pilihan? ya memang.. tapi kalau kau sudah pernah tahu rasa madu itu manis, masih kah kau berteriak kencang "MADU ITU ASIN GOBLOK! LU GAK PERCAYA YA?".. teriak-teriak histeris, sibuk dengan statement sendiri, cape sendiri, udah gitu salah.. dan lucunya, dekat dari teriakan itu ada anak kecil tak tahu apa-apa yang tidak pernah belajar filsafat, tidak kenal buku Das Kapital, tak kenal teologi, tak kenal pemikiran Osho, tak kenal tarekat, tak kenal parpol, tak kenal psikologi, tak kenal transedental, yang tanpa sengaja mencoba madu, ternyata : manis, dan membagikannya ke teman-temannya sehingga semuanya bahagia dan berkeinginan untuk berbisnis madu saat nanti besar.. lucu kan?
Kita manusia, selalu berkutat dengan hal sandiwara. Ceritanya di kampus aktivis, berteriak, beretorika, meng-agitasi! yeah! ampun-ampunan kerennya.. lebih keren dari film soe, si GIE.. film kesukaanku. Namun banyak kenyataanya, di rumah hanyalah menjadi pengerus hati orang tuanya "Nak, kapan kamu lulus?", dengan angkuhnya menjelaskan "Ini demi rakyat bu!".. dalam hati ibunya, "Ibu juga rakyat nak..", sambil mengelus dadanya yang entah apakah dengan elusan itu memang benar-benar sembuh sakit hatinya. Sang aktivis itu kemudian mandi, setelah mandi ia menatap cermin : ITU AKU! PRANG! kupecahkan cermin. Untung ada cermin, kalau tidak.. sampai kapan mau membuat orang tua ku menangis. Walau harus membelikan cermin baru sih. Cermin baru ini buat ku, juga untuk teman-teman ku yang belum sempat melihat cermin, agar sadar.. dan yang paling penting : semoga tidak dipecahkan (lagi).
Sandiwara. Itu hanya oknum. Itu hanya aku. Kecil sekali pikiran ku! Kenapa contohnya cuma aku? terlalu kecil, dunia ini besar!. Oke, coba kita melihat lebih besar, jauh lebih besar.. di India sana ada Mahatma Gandhi! ya.. jika beliau menoleh ke kanan, pasti beratus juta pengikutnya juga ikut nengok ke kanan. Sungguh luar biasa, padahal beliau hanya hidup seadanya. Apakah beliau bersandiwara dengan itu semua? sandiwara seperti itu bagi oknum seperti ku mungkin hanya kuat 5 jam, sesuai skenario dalam naskah teaternya. Apa yang bisa kita ambil dari Gandhi? salah satu yang bisa kuambil dari Gandhi adalah kata-katanya yang sangat aku sukai:
“Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.”
"Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.”
Lho kok???? kata-kata ini lagi-lagi kembali membuat saya ingin memecahkan kaca baru saya??? saya tidak pernah membaca biografi Nabi Muhammad! kok malah Gandhi duluan yang baca? padahal notabenenya dia bukan Muslim! Lalu, kenapa saya terus berdakwah? sana-sini.. dengan bangga berkata : Idolaku Nabi Muhammad, tapi JUJUR! aku lebih mengenal Naruto, Kakashi, Doraemon, Bleach, Kyo, Samurai-X.. sudah habis kubaca! berjlid-jilid kitab-kitab mereka.. berlemari-lemari komik itu. Belum lagi malah pemikirannya Marx, Descartes, Osho, dan filsuf-filsuf lain. Aku malu.. malu jadi muslim, soalnya non-muslim lebih mengenal Nabi ku. Cermin tetap ada, belum kupecahkan.. tapi aku malu sekali berhadapan dengan cermin, kalau dulu aku tidak datang ke cermin karena tidak tahu kalau aku punya cermin, sekarang aku tidak berani dekat dekat ke cermin karena aku tahu siapa diriku. Walau ada bisikan kecil dalam diri : harus berubah...
Hff...
Harus berubah.
Aku mau mencari jati diri saja. Entah kemana.
Hei.. aku menemukan iklan motivasi. Aku ikut! luar biasa dahsyat! aku semangat sekali. Sukses Pak! Aku baru merasakan bahwa motivasi itu sedahsyat ini, inilah yang membuat orang-orang menjadi besar di sana : motivasi. Namun, setelah seminggu.. "Ah, motivasi ku sedang turun.. aku harus ikut motivasi lagi..". Aku ikut! luar biasa dahsyat! aku semangat sekali. Sukses Pak! Aku baru merasakan bahwa motivasi itu sedahsyat ini, inilah yang membuat orang-orang menjadi besar di sana : motivasi. Namun, setelah seminggu.. "Ah, motivasi ku sedang turun.. aku harus ikut motivasi lagi.." Aku ikut! luar biasa dahsyat! aku semangat sekali. Sukses Pak! Aku baru merasakan bahwa motivasi itu sedahsyat ini, inilah yang membuat orang-orang menjadi besar di sana : motivasi. Namun, setelah seminggu.. "Ah, motivasi ku sedang turun.. aku harus ikut motivasi lagi..".
STOP! sampai kapan kau ikut seminar motivasi terus? setiap minggu? Setiap ada seminar?. Sampai kapan kau dimotivasi orang terus? Sampai kapan kau terus bergoyang dahsyat, berkeyakinan hebat hanya saat di gedung diselenggarakannya acara itu?. Motivator pun dalam hatinya bertanya, "Sampai kapan dia ikut seminar ku terus? aku sudah bosan melihatnya..". Atau kalau motivatornya bijak "Yaa Allah, semoga dia cepat menemukan motivator dalam dirinya sendiri.. amiieen.."
~~
Sahabat.
Saya pernah terlalu lelah dengan hidup ini. Percobaan mengakhiri hidup ini pernah saya.. STOP! (Cukup Allah yang menutup aib mu Maula, kenapa kau yang malah membukanya? Allah sudah begitu baik maula..). Oke, intinya.. saya pernah terlalu lelah dengan hidup ini, yang intinya lagi.. jangan meremehkan kelelahan saya dengan, "Ah lebih lelah gw mol, lu nggak ngerasain sih mol..", "Ah.. palingan masalah lo nggak seberat masalah gue.. sok tau lu mol.. hidup lu kan enak-enak aja". Iya oke, saya terima itu semua.. tapi, apakah kita harus berbangga-bangga dengan besaran dari masalah kita? kenapa tidak kita pakai saja energi kebanggaan itu saat berkata "Ya elah mol, prestasi lu mah belum seberapa, gue nih menang olimpiade fisika Internasional!". Saya lebih menghargainya, walau terkesan sombong sih.. hehe. Betulan deh, saya lebih respek sama yang membanggakan kelebihannya dengan sombong daripada masalah atau kekurangannya. Tapi ya saya jelas lebih suka orang yang tawadhu lah!. Dan sekali lagi, jangan menjudge masalah orang lain itu lebih kecil dari kita, karena kita tak tahu dan tak pernah merasakannya.. :) .
Sebesar-besar masalah kita, tak akan pernah lebih besar dari Tuhan kita kan? dan kita semua yakin punya tuhan kan? (Bagi yang atheis, agnostic.. hello.. entitas yang tak kau beri nama itu kapan mau kalian akui?).
Besaran masalah kita emang berbeda-beda, tapi kita tak akan pernah punya masalah yang sebesar Tuhan kita, dan alhamdulillah.. kita semua punya Tuhan yang sama kan? jadi.. kenapa kita harus berhentikan hidup jika kita masih bisa berkata dengan yakin :
Jangan katakan.. "Wahai Allah, masalah ku sangat besar!".. tapi katakan.. "Wahai Masalah, ALLAH ku Maha Besar!"
~~
Sahabat..
Dari hal yang banyak itu.. saya tersadar, bahwa semua masalah di dunia ini hanya satu solusinya.. yaitu diri kita sendirilah. Ada di dalam, begitu teduh, menyejukkan, selalu memaafkan, selalu menerima karena yakin semua yang sudah terlewati adalah yang terbaik dari-Nya.
~~
Menjadi baik adalah keinginan semua orang, menjadi orang yang disayang adalah dambaan setiap makhluk Tuhan. Kita dapat melihat melihat mereka adalah sang jenius, tampan, banyak teman, bergembira, banyak uang, hidup bahagia.
Namun bagaimana jika kita adalah yang sebaliknya?
Kita selalu sedih, melihat diri kita, baik itu rupa, jabatan, teman, hidup, kenapa semua adalah hal yang tidak kita inginkan.
Kenapa aku buruk rupa?
Kenapa aku miskin?
Kenapa aku diberikan rasa ketakutan seperti ini?
Kenapa keluarga ku tidak harmonis?
Kenapa aku bodoh?
Kenapa aku dibenci dan dijauhi?
Kenapa tidak ada yang mengerti aku?
Kenapa aku selalu Naif?
Kenapa aku tidak bisa mengambil keputusan yang tepat?
Kenapa aku selalu gagal padahal sudah selalu berusaha?
Kenapa dan terus kenapa...
Aku menangis.. terus menangis.. tentang semua ini. Sakit sekali. Sakit. Berteriak sekeras-kerasnya, menangis sejadi-jadinya.. itu yang kadang memuaskan aku, namun kadang juga itu adalah hal yang lebih menyakitkan.
Kalian tidak tahu? setiap hari aku menangis namun dihadapan kalian tersenyum? Apakah kalian tahu bahwa aku selalu berusaha bertahan dengan curhat-curhat kalian dan tangisan kalian di hadapan ku dan memberikan kalian kata bijak dan senyuman.. padahal dalam hati aku menangis "Kepada siapa aku harus bercerita tentang tangis ku?"
Hingga segalanya tentang diri berusaha dikubur dalam-dalam, ingin berlari kencang terus-menerus, menghabisi oksigen ini. Ingin terbang menghindar, ditembak pemburu pun tak apa-apa. Atau terkubur sedalam-dalamnya dalam tanah bumi. Ingin hilang!
Tapi.. sadarkah kita, ada sesuatu kecil di dalam sana.. makhluk kecil yang sedang menangis di dalam sana. Makhluk kecil yang tanpa disadari atau tidak sedang dibenci oleh kita, dirinya sendiri.
Mungkin memang, segala hidup kita adalah suatu hal yang memuakkan. Suatu hal yang harus ditinggalkan tapi selalu mengikuti... mungkin memang benar itu semua. Namun, tetap.. makhluk kecil itu butuh cinta.. cinta yang menguatkan.. cinta yang hakiki, cinta yang membangunkan, bukan yang menjatuhkan.. cinta yang kuat, cinta yang memberi semangat, cinta yang membuatnya dapat berkembang.. cinta yang dapat membuat makhluk kecil itu tersenyum kecil dan bahagia sekali walau hanya untuk tersenyum, karena sudah lama ia tak tersenyum, bahkan hampir lupa cara tersenyum itu seperti apa.. cintailah dia.. cintailah makhluk kecil yang ada dalam sana.. Siapa lagi yang dapat memberikan cinta itu selain diri mu? kaulah dirimu.. kau itulah sefakta-faktanya kalau kaulah satu-satunya yang dapat memberikan cinta kepada makhluk kecil di dalam sana...
Cintailah setulusnya. Berikan pujian-pujian, penghargaan-penghargaan, senyum iklhas untuk dirimu sendiri.. Terimalah apa adanya...
Sangat mungkin, kau akan bertemu dengan kesalahan-kesalahan masa lalu mu, sangat mungkin kau akan bertemu dengan ketakutan-ketakutan mu.. dengan hal-hal memalukan mu, dengan hal-hal yang menyesalkan mu.. Seperti halnya orang lain ingin memahami diri mu, maka pahamilah orang lain.. pahamilah makhluk kecil yang ada di dalam sana. Seperti halnya kau ingin orang lain menerima dirimu apa adanya, terimalah diri mu sendiri apa adanya.. maka kaulah yang harus memulainya.. dari dirimu sendiri..
Cintailah diri mu.. cintailah setulus-tulusnya.. sadarlah bahwa jika tak ada cinta dari diri mu sendiri untuk mu sendiri, kau tak akan pernah dicintai orang lain dan tak akan pernah berhasil mencintai orang lain.. cinta mu itu adalah hal yang besar, cinta yang memiliki energi terbesar..
Damaikanlah diri mu sendiri.. maafkan lah diri mu sendiri.. tentang masa lalu, kekurangan-kekurangan mu, aib-aib mu.. berjabat tanganlah dengan diri mu sendiri.. maafkanlah.. berdamailah.. sebelum memaafkan orang lain, maafkanlah diri mu sendiri.. cintailah diri mu sendiri..
"Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri."
(HR. Bukhori dan Muslim)
Kalau tak bisa mencintai diri sendiri.. bagaimana kau dapat mencintai orang lain seperti kau mencintai diri sendiri?
hanya kau yang dapat mencintai diri mu dan mohonlah setiap saat..
"Yaa Allah, berikanlah aku anugerah nikmatnya Cinta-Mu.. izinkanlah aku merasakannya.."
Depok, 12 Juni 2010
Muhammad Maula Nurudin Al-haq
http://lantunanhujan.blogs
~Mungkin note ini terlalu berlebihan, namun bagi yang merasakan sakit itu semua akan tersenyum senang.. "Aku tak sendiri.. ", berusaha mencintai diri sendiri dan berdoa agar diberikan nikmatnya Cinta dari-Nya :) ..
masih belom konek makhluk kecilnya,,,
ReplyDeletemakhluk kecilnya maksudnya kita sendiri ya??
@ bibah: diri kita yang asli.. bibah yang sebenarnya.. kalau belum menemukan, cepet ditemukannya.. memulainya dengan dialog dengan diri sendiri dulu.. tanpa opini2 dari orang lain.. merasakan kehadiran diri sendiri.. banyak orang yang udah kehilangan diri sendirinya yang asli..
ReplyDeletehmmmh....
ReplyDeletetandanya apa?
kalo kita udah jadi diri sendiri?
@ bibah: tandanya bibah bisa bicara dengan bibah yang ada di dalam diri bibah.. itu tanda pertama..
ReplyDeletebisa ya??
ReplyDeletekyak org bener aje ngomong sendiri....
wah...
berarti klo ane belum bisa melkukan hal ini (bicara dg diri sendiri) tanda ane blom jadi diri sendiri??
begitukah??
baca notes ini sambil nyebayangin ka mola ngomong
ReplyDeletewuih....
gak kebayang dah
@ bibah: ya bisalah.. makenye belajar.. jangan kebanyakan nonton pilem korea melulu.. hehehe..
ReplyDelete@ anonymous: ya jangan dibayanginlah.. aneh-aneh ajah hehehe..
-..-'
ReplyDeletemaksud??
*jawabnya kyak ngajak ribut ni orang!