Monday, September 13, 2010

Nerimo (pasrah) agar berjiwa sederhana

Sedari kecil, saya melewati hidup ini dengan simple sekali, nggak neko-neko. Saya puas dengan apa yang saya miliki, walau teman-teman sebaya mempunyai banyak hal yang membuat saya iri dalam bidang materi, seperti mobil-mobilan, remote control, tamagochi, jalan-jalan ke luar negeri, uang jajan yang sangat besar, video game, ahh.. banyak sekali sebenarnya yang membuat iri hati ini, tapi.. ya sudahlah, nggak usah neko-neko, apa adanya saja, bisa minjem ini kan? hehe..


Itu juga karena tradisi dalam keluarga saya yang sangat 'masa bodo' dengan perkembangan di luar, ayah saya jarang sekali membelikan hal yang trend atau 'barang yang saat ini sudah diperlukan', bayangkan.. ketika handphone sudah ada semenjak saya SMP, saya baru punya handphone saat kuliah, itupun dibelikan karena kata ayah saya 'Ada promo tadi, beli kartu perdana dapet Hape'.. untung ada promo, kalau nggak.. mungkin sampai sekarang saya nggak punya hape.

Begitupula ibu saya, beliau sangatlah simple, tak akan pernah di otaknya berseliweran barang-barang ber-merk, trend masa kini, atau hal-hal yang biasa dilakukan ibu rumah tangga lainnya. Bagi ibu saya, prinsip baju itu adalah 'Yang penting bisa dipakai..'. Handphonenya pun hanya hape layar hitam putih tidak berwarna bekas, lucu kadang ngeliatnya, padahal beliau bisa aja punya hape yang lebih canggih berkali-kali lipet.. tapi itulah ibu saya. Unik.

Dari kebiasaan kedua orang tua saya yang seperti itu, saya belajar untuk memahami kesederhanaan itu seperti apa, berlatih untuk merasa puas dengan apa yang ada, istilah jawanya 'Nerimo..', menerima apa yang ada. Yaiyalah, dari dulu apa-apa yang saya inginkan jarang dikabulin sama orang tua, sampai-sampai akhirnya di dalam diri saya tidak ada keinginan untuk meminta, adanya ya pasrah, asik-asik aja.. dikasih alhamdulillah, kagak terkabul ya sudah.. temen punya ini punya itu, ya sudahlah.. saya bahagia sama apa yang saya miliki.. walau itu hanya sekedar dunia imajinasi saya.. bermain dengan khyalan, imajinasi.. itu mainan saya dari kecil.. :)

Mungkin pasrah saya masihlah pasrah yang ada sebabnya, yaitu karena tidak mendapatkan hal duniawi akhirnya saya pasrah, masih terlihat bahwa saya terpaksa untuk pasrah. Pasrah seperti itu sebenarnya bukan pasrah asli, itu masih pasrah semu.. karena dunia, akhirnya pasrah.. dunia tidak dapet jalan keluarnya pasrah.. nanti kalau dunianya dapet.. bisajadi belum tentu bisa pasrah.

Mulailah.. saya bertanya-tanya, pasrah asli itu kayak gimana sih? katanya ikhlas aja.. nah, gimanakah itu?

Pasrah asli sebenarnya adalah pasrah dari awal, seperti bayi.. hidup tidak mengerti apa-apa, tak ada keinginan apa-apa.. pasrah.. 0 (nol).. bersih.. bener-bener fitrah.. pasrah yang terbebas dari hal-hal yang bermuatan nafsu, syahwat, kebendaan, duniawi. Sebenar-benarnya pasrah.. tirulah bayi.. dengarkan nafas bayi.. itulah nafas pasrah.. bandingkan dengan nafas kita sekarang, nafas tak teratur penuh syahwat, menggebu, ngos-ngosan, deg-deg-an.. nafas yang kadang berkata 'Saya sudah pasrah'.. padahal mah belom.. masih pasrah semu.. pasrah bo'ongan..

Pasrah dan berserah sama saja maksudnya.. pasrahlah seperti bayi.. bayi nggak tau siapa yang ngasih makan, tapi seorang ibu dengan nalurinya pasti langsung memberikan ASI, dan siapa yang mengajari bayi cara meminum ASI adalah seperti itu? pasrah saja.. semua akan digerakkan oleh-Nya.

Pasrahlah seperti burung yang mencari makanan untuk anak-anaknya, coba cari deh.. ada nggak sih burung yang bunuh diri gara-gara nggak dapet rezeki di hari itu? setres gara-gara dipecat jadi komandan burung? nggak ada kan? burung sudah bebas.. pasrah.. dia tahu, rezeki ada yang ngatur.. nggak perlu bunuh diri. Coba ambil pelajaran dari cicak, ia tidak bersayap.. tapi Allah menentukan makanannya adalah nyamuk yang bersayap, jika cicak tak pasrah atau berserah.. dijamin, bakal ada bunuh diri masal para cicak atau cicak bakal demo minta sayap, tapi tak ada tuh berita demo cicak minta sayap, ada juga yang ramai tentang manusia yang berdemo, kadang tidak mengerti apa yang didemokan. Masa kalah sama cicak?

Kita lakukan yang terbaik, Gusti Allah yang menentukan, ndak usah neko-neko, neko-neko maksudnya adalah maksa kabeh.. haram pun ditembus, yang penting dapet, harus dapet bagaimanapun juga! maksa bener... Rezeki itu sudah dipersiapkan olehNya, ada yang memang sudah tersedia, ada juga yang kita mesti berusaha meraihnya. Porsinya ya segitu-gitu aja, mau kita jungkir balik kayak topeng monyet, ya segitu aja porsinya dari Allah, nggak kurang-nggak lebih, Allah yang menentukan. Nerimo. Cara meraihnya juga Allah sudah mengatur, agar yang kita terima itu halal dan thoyib, halal kan belum tentu thoyib.. tapi ya lebih baik halal dong daripada haram, jangan percaya sama yang bilang, 'Nyari yang haram aja susah, apalagi nyari yang halal..!', wongedan itu.. doakan biar konsletnya cepet bener. 

Tapi disinilah, Allah nggak memberitahu porsi yang kita dapet sebesar apa, satu kilokah, seratus jutakah, naik jabatankah, berapa anakkah, atau satu gunungkah? Allah menutupi itu semua, biar kita semangat mencarinya, seperti bajak laut yang nggak tau seberapa besar harta karun yang tersimpan dalam kotak tua itu. Allah doang yang tahu, dan kita bakal tahu setelah membuka kotak harta karun itu.. 

Kesederhanaan, pasrah, dan berserah itu bukan juga maksudnya hidup sederhana, pas-pas-an, melarat, makan nasi aking, atau berebutan duit sumbangan. Bukan,kesederhanaan itu utamanya bukan sesuatu yang terlihat seperti itu, tapi dia ada di sini loh.. nih di sini.. di hati.. di mental.. di alam bawah sadar. Kesederhanaan itu bisa dimiliki oleh setiap manusia, mau dia kaya atau miskin.

Harta itu ujian, kesederhanaan itu pilihan.. tergantung kita, mau jadi sederhana atau tetep mau serakah. Orang kaya emang banyak yang serakah.. tapi, orang miskin emang nggak? ya bisa serakah jugalah.. wong yang dipermasalahkan bukan kaya miskin kok.. tapi mentalnya, ada mental kesederhanaan apa nggak, ada mental pasrah apa nggak di dalam dirinya.. makanya, orang pasrah itu pasti jiwanya sederhana.. Kaya dari Allah.. Miskin dari Allah.. Allah yang ngatur.. sudah percaya/pasrah 100%.. Nerimo..

Yang heboh itu.. kalau dia bilang miskin karena Allah tapi nggak pernah berusaha mencari kotak harta yang sudah Allah sediakan. Itu namanya bukan pasrah, tapi pemalas. Lucu juga kalau yang kaya puas dengan hartanya dan pasrah yakin ini semua dari Allah tapi hartanya nggak dibagi-bagikan ke yang berhak, itu namanya munafik, kekayaannya bisa aja dari setan. Hidih.. ngeri..

Nerimo, pasrah, berserah, kesederhanaan, yang peru kita mengerti.. adalah sesuatu yang lebih berharga dari dunia dan seisinya.. makanya, kaya miskin bagi orang yang udah bisa berserah 100% kepada-Nya, bukan sutau persoalan lagi. Kaya miskin bagi mereka akhirnya hanya menjadi seperti atribut, seperti kamu polisi, kamu dokter, kamu partai ini, kamu partai itu. Ya dia sudah tidak mempedulikannya. Ya iyalah.. wong diasudah dapet yang melebihi dari yang manusia kejar-kejar kok.. lebih bahagia.. 

Nah.. pertanyaanya.. Sudahkah kita Nerimo tentang semua yang sudah kita lakukan dan lalui..? Yuk sama-sama kita belajar biar dalam diri ini timbul jiwa sederhana.. Semoga Allah memudahkan.. Amiien..



Depok, 13 September 2010
Muhammad Maula Nurudin Al-haq
~Syukuri apa yang ada.. hidup adalah anugerah.. tetap jalani hidup ini.. melakukan yang terbaik..
If you have enjoyed this entry. Please feel free to bookmark it using your favorite social bookmarking site

5 comments:

  1. Daripada gw puji2. nanti lw nya kgk ikhlas lagi nulis blog. mending gw bilang aja ...


    "keep posting Maula!"

    ReplyDelete
  2. @ akatsuki: keep pertamax gan.. hehehe.. :)

    ReplyDelete
  3. How to make a Tittanium | TittaniumArms
    T-Bone-Headed Balsamic Balsamic Bow · The T-Bone-Headed Balsamic Bow has a great quality 토토 사이트 추천 to its bone-headed titanium vs ceramic flat iron counterpart. · The T-Bone-Headed Balsamic Bow has a titanium hair great quality to its titanium for sale bone-headed counterpart.$5.00 titanium solvent trap monocore · ‎In stock

    ReplyDelete